Saat ini, sorotan insan sepakbola dunia tak hanya tertuju pada sosok Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo saja. Nama bintang Liverpool, Mohamed Salah, juga mulai menarik perhatian dunia.
Sosoknya yang dikenal ramah dan santun membuat banyak pecinta sepakbola kagum. Sebagai seorang pemain sepak bola, Salah bukan sekadar pemain biasa. Ia punya kualitas dan pengaruh signifikan bagi tim yang dibelanya.
Semenjak dibeli Liverpool dari AS Roma, Mo salah langsung tancap gas dengan menjadi top skor di kompetisi yang dikenal paling ketat di dunia. Selain itu, dirinya juga mampu menjadikan Liverpool sebagai tim yang terus bersaing ketat dalam perebutan gelar juara Premier League.
Sepak terjangnya pun tak hanya terbatas di tanah Inggris saja. Setelah gagal mempersembahkan gelar Liga Champions Eropa kala menghadapai Real Madrid, Salah tak patah arang. Ia kembali tampil sempurna hingga mampu membawa The Reds meraih gelar juara Eropa musim 2018/19.
Dengan raihan tersebut, pantas rasanya jika ia mendapat julukan “The Egyptian King”.
Aura positif winger Liverpool ini terpancar baik di luar lapangan hijau. Menurut penelitian Stanford University, ujaran kebencian sesama manusia terutama terhadap kaum Muslim menurun sebanyak 18,9% di Merseyside.
Pria asal Mesir itu dinilai punya kharismatik dan kemampuan yang membuat umat Islam bisa diterima di kawasan tersebut. Mo Salah terkenal sebagai pemain yang ringan bersedekah dan kerap membantu orang-orang yang membutuhkan.
Lalu, Mo Salah juga punya sikap yang ramah dan murah senyum sehingga membuat kebanyakan warga Merseyside ingin belajar tentang islam. Sikap anggun Salah tentu bertentangan dengan kepercayaan orang-orang di Merseyside yang sebelumnya menganggap Islam sebagai agama keras dan intoleransi. Berkat Salah, penduduk Muslim Merseyside lainnya juga mulai diterima di lingkungan masyarakat.
Satu kisah mulia yang paling diingat dari Mohamed Salah tentu ketika ia bertemu seorang perampok yang ingin membobol rumahnya.
Kala Mohamed Salah masih membela klub Mesir, El Mokawloon, seorang pencuri masuk ke rumahnya di Nagrig, Mesir. Sejumlah barang berharga milik keluarganya pun diambil sang pencuri.
Dua hari setelah peristiwa tersebut, polisi berhasil menangkap si pencuri. Ayah Mohamed Salah meminta pencuri itu dihukum dan barang-barang milik keluarganya dikembalikan.
Seperti dilansir dari Sport Bible, Mohamed Salah bersikap kebalikan dari sang ayah. Pemain internasional Mesir itu memilih memaafkan sang pencuri. Ia juga meminta sang ayah untuk membatalkan tuntutannya kepada sang pencuri. Alhasil, pencuri itu pun terbebas dari segala tuntutan kasus pencurian tersebut.
Bukan hanya memaafkan, mantan pemain Basel ini juga menolong sang pencuri dengan memberikan uang. Tak cukup hanya itu, pemain kelahiran 15 Juni 1992 ini bahkan mencarikan pekerjaan untuk pencuri tersebut.
Hal itu dilakukan agar nasib sang pencuri lebih baik sehingga tidak perlu lagi berurusan dengan polisi. Ayah Mohamed Salah pun merasa bangga dengan putranya.
Karena memang terlahir dengan hati mulia, Mohamed Salah juga dikabarkan menjadi pesepak bola yang paling vokal menentang rencana pemerintah Mesir untuk mengekspor 2.400 kucing dan 1.600 anjing.
Hal itu dilakukan lantaran ia khawatir hewan-hewan tersebut akan dijadikan santapan. Bintang Liverpool itu secara tegas ingin melindungi kucing dan anjing dari pihak-pihak yang akan melanggar hak-hak hewan.
Karena pribadi luar biasanya diluar lapangan itulah, Salah kini telah menikmati puncak karier. Ia dicintai banyak orang dan disebut-sebut layak meraih gelar pemain terbaik dunia.