Berlari mengejar bola dan duduk santai sambil menikmati secangkir teh merupakan dua hal yang berbeda. Bagi para aktor lapangan hijau, berkeringat sembari membawa bola mungkin akan memberi sebuah kenikmatan tersendiri. Namun untuk seorang laki-laki yang tengah menikmati hari dengan keluarganya, secangkir teh bisa menjadi alasan mengapa obrolan tak akan berakhir membosankan.
Rio Ferdinand, menempuh perjalanan menuju rumah. Sepulang latihan, atau setidaknya setelah pergi berjalan mengelilingi kota. Ia dan keluarganya tersenyum bahagia. Ditemani anak-anaknya dan kasih sayang sang istri, Ferdinand, mendapati hari itu sangat menyedihkan
Ya, tawa sang istri berubah menjadi sebuah kesedihan. Ferdinand yang membiarkan istrinya tertidur pulas pasca hari yang melelahkan, sadar bahwa pujaan hatinya itu tak akan pernah terbangun untuk selamanya.
Hari itu menjadi yang paling mengecewakan bagi Ferdinand. Bukan karena kalah dalam sebuah pertandingan atau tak mampu beradu dengan pemain lawan, melainkan, bek yang terkenal garang itu baru saja kehilangan sang istri untuk selama-lamanya.
“Saat kamu memiliki seorang bayi, semua orang akan mempersiapkan segalanya untuk menyambut kedatangannya, tapi tidak saat kamu kehilangan orang yang sangat berarti di dalam hidupmu,” tutur Ferdinand (dikutip dari The Sun)
“Itu mungkin akan menjadi waktu yang sangat lama untuk bisa move on, seminggu atau bahkan butuh waktu lebih dari 2 tahun untuk melupakan kepergiannya,”
Rio Ferdinand, bercerita mengenai betapa sulitnya hidup tanpa istri tercinta, Rebecca. Ia mengaku sempat mengalami depresi selepas Rebecca meninggalkannya untuk selamanya.
Ferdinand belum mampu melepas cincin pernikahannya. Ia tak mau dihantui rasa kesepian. Ia begitu hancur dan berharap datang keajaiban.
Tepat pada Mei 2015, Rebecca, istri tercintanya, meninggal dunia. Rebecca meninggal dalam usia 34 tahun atau 10 pekan setelah dirinya terdiagnosa kanker payudara.
Pada saat itu, Rio Ferdinand berpikir istrinya akan bisa melalui itu semua sama seperti yang dilakukan pada 2013. Namun nahas, angannya sirna. Ferdinand tak bisa mengendalikan diri dan sempat alami depresi tanpa henti.
Jika melihat sosok Ferdinand ketika rapuh, kita semua akan dibuat tak percaya. Ferdinand memang manusia biasa. Namun untuk urusan berduel di lapangan, ia menjadi jagonya.
Sejak debut dengan West Ham United pada 1996, pemain yang pada 7 November lalu berusia 41 tahun ini sudah dilabeli sebagai talenta terbaik yang pernah dimiliki Inggris di sektor belakang. Ia punya kualitas yang sangat mumpuni. Jago tekel, kuat duel udara, bisa membagi bola dan membaca permainan dengan baik. Semuanya sudah ia tunjukkan di usia yang masih belia.
Bahkan saat membela Manchester United, pertahanan Setan merah benar-benar dibuat aman. Saat itu, tidak ada yang menghentikan Ferdinand bermain kecuali cedera dan akumulasi kartu.
Namun, sosok yang kita kenal tegar itu rapuh juga. Ferdinand mengalami titik terendah dalam hidupnya. Menjelang hari-hari terakhirnya sebagai salah satu pesepak bola terbaik Inggris bahkan dunia, Rio harus kehilangan sang belahan hati.
Rio dan Rebecca sudah menikah sejak 2009 lalu. Buah dari cintanya, mereka dikaruniai tiga orang anak bernama Lorenz Ferdinand, Tia Ferdinand, dan Tate Ferdinand.
Mengetahui istrinya meninggal, Ferdinand pun memutuskan gantung sepatu dari dunia sepak bola, dengan terakhir berseragam klub Queens Park Rangers.
Satu yang paling membuat Ferdinand lemah adalah pesan sang istri sebelum tutup usia. Sebelum kematiannya, Rebecca memberikan pesan kepada Rio,
“Kamu akan menjadi ibu sekaligus ayah yang sempurna untuk ketiga anak kita. Lorenz, Tia, Tate, dan Tia,” (dikutip dari The Sun)
Tangis Ferdinand seketika pecah. Ia tak percaya dengan apa yang baru saja menimpanya. Depresinya saat itu membawanya ke jurang kehancuran. Pria yang kini berusia 41 tahun itu benar-benar tak siap dengan kepergian sang istri tercinta.
“Saat pertama kehilangan dirinya, aku selalu menghabiskan waktu malam dengan meminum banyak alkohol, untungnya ada seorang asisten rumah tangga yang mengurus anak-anakku,” ucap Ferdinand.
Tapi Ferdinand sadar, perlahan ia mulai mengembalikan kehidupannya lagi demi mengasuh tiga anaknya sekaligus tanpa bantuan seorang istri.
Bahkan sebuah dokumenter tentang kisah Rio Ferdinand merawat ketiga anaknya pasca kepergian sang istri ditayangkan di salah satu stasiun televisi di Inggris.
Ferdinand yang terkenal garang pun tak mampu membendung air matanya saat menceritakan bagaimana ia bisa memegang erat amanah istri tercintanya.
Mantan bek termahal dunia itu berharap dokumentasi film tentang dirinya bisa dijadikan pelajaran dan motivasi bagi mereka yang mengalami hal sama.
“Aku harus tetap menggantikan peran seorang ibu untuk anak-anakku, mulai mengantarkan mereka sekolah, merapikan kasur mereka, dan semua pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh Rebecca kepada anak-anak,” ujar Ferdinand (dikutip dari The Sun)
Melalui ketiga anaknya, Ferdinand mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Dengan kesibukan lain seperti mengurus yayasan amal, menjadi pengusaha restoran dan komentator sepak bola, Ferdinand bisa sedikit memudarkan kesedihan atas kepergian Rebecca.