Daniel De Rossi lahir pada tanggal 24 juli 1983 di Roma, Italia. De Rossi menjadi anak tunggal dari orang tuanya. Ayahnya, Alberto De Rossi merupakan mantan pesepak bola yang pernah melatih AS Roma dan tim primavera.
Terlahir dari keluarga sepak bola membuat De Rossi mengikuti jejak ayahnya untuk mengolah si kulit bundar. De Rossi lalu mengawali karirnya di tim pemuda lokal yakni Ostia Mare. Saat itu, ia lebih sering bermain sebagai seorang bek tengah.
Pada tahun 2000 De Rossi bergabung dengan tim junior AS Roma, di sana ia bermain sebagai seorang striker. Setelah tampil mengesankan di tim muda, hanya butuh satu tahun untuknya merasakan kompetisi bersama skuad senior.
De Rossi membuat debut pertamanya di tim senior AS Roma pada 10 oktober 2001 dalam laga liga champions melawan Anderlecht. Kala itu, Usianya masih 18 tahun. Di musim itu, De Rossi juga mencatatkan tiga pertandingan di gelaran Coppa Italia.
Di Serie A, debut De Rossi terjadi pada musim selanjutnya saat melawan Como pada 25 Januari 2003. Sebuah debut yang tidak akan pernah De Rossi lupakan. Di tahun yang sama posisinya berubah menjadi pemain gelandang bertahan.
Tidak butuh lama bagi De Rossi untuk menempati posisi barunya ini. Insting mencetak golnya tidak serta merta mati. Tendangan keras yang menjadi ciri khasnya, kerap membantu Roma memecah kebuntuan.
De Rossi mendapat pujian dari wasit Mauro Bergonzi karena mengaku saat menciptakan gol ke gawang Messina, bola telah terdorong oleh tangannya, padahal saat itu wasit sudah mengesahkan gol itu. Akhirnya gol itu dibatalkan dalam kemenangan 2-1 oleh AS Roma.
Pada musim 2005/06 tidak akan pernah dilupakan De Rossi. Karena di musim tersebut, kali pertama ia mengenakan ban kapten AS Roma saat melawan Middlesbrough dalam pertandingan piala UEFA. Di akhir musim, De Rossi mendapatkan gelar Pemain Muda Terbaik Serie A.
Penampilan apiknya bersama Roma membuatnya dipanggil Marcelo Lippi untuk memperkuat timnas Italia di Piala Dunia 2006. Bersama Simone Perotta dan Francesco Totti, ia menjadi pemain inti di Jerman.
Piala dunia 2006 menjadi sebuah turnamen internasional yang telah melambungkan namanya. Sebuah gelar juara Piala Dunia di umur yang baru menginjak 22 tahun. Bahkan, De Rossi adalah pemain termuda Gli Azzuri saat itu.
Pada musim 2006/07, De Rossi terus menjadi pemain penting di skuad serigala ibukota. Torehan 6 gol dari 55 pertandingan menjadi pencapaiannya, di musim itu ia juga mempersembahkan gelar Coppa Italia bagi AS Roma.
Musim berikutnya, di bawah manajer Luciano Spalletti, AS Roma mengalahkan juara Serie A Internazionale untuk merebut piala super Italia, dengan De Rossi mencetak gol penentu dari titik penalti dalam kemenangan 1-0 di Milan pada 19 Agustus 2007.
De Rossi juga memainkan peran kunci ketika klub mempertahankan gelar Coppa Italia mereka musim itu dengan mengalahkan Inter di final dengan skor 2-1, pada 24 Mei 2008, meskipun mereka finis kedua di Serie A di belakang Inter.
Penampilan De Rossi terus menujukan konsistensi, hingga di tahun 2009, ia dinobatkan sebagai pemain terbaik Italia. Pada 6 desember di tahun yang sama, De Rossi menjalani laga ke-200 nya di ajang Serie A ketika melawan Lazio.
Pada awal tahun 2011, De Rossi terpilih sebagai atlet terbaik Italia tahun 2010 bersama perenang Federica Pellegrini, oleh Asosiasi Pers Asing di Italia.
Lalu pada februari 2012, De Rossi menandatangani kontrak baru berdurasi lima tahun dengan AS Roma. Di bawah presiden klub baru Thomas R. DiBenedetto, De Rossi menjadi pemain sepak bola Italia dengan bayaran tertinggi di Serie A.
De Rossi menyelesaikan musim 2011/12 dengan 32 penampilan dan mencetak 4 gol saat AS Roma finis di tempat ketujuh di bawah manajer Luis Enrique. Di musim berikutnya ketika Zdenek Zeman melatih, De Rossi tampil lebih sedikit. Namun, setelah Zeman didepak pada Februari 2013 dan diganti asistennya, Aurelio Andreazzoli, De Rossi mulai kembali bermain reguler.
Kehadiran Rudi Garcia pada musim berikutnya membuat karier De Rossi kembali diuji. De Rossi menilai Garcia merusak gaya permainannya yang lebih cenderung menyerang dari sayap. Ini berdampak pada penampilan De Rossi yang kembali menurun dimana ia hanya mencatatkan 40 penampilan di Serie A dalam dua musim. Meski demikian, tahun 2015, De Rossi berhasil mencapai penampilan ke-500 nya bersama AS Roma di semua kompetisi.
Beruntung, De Rossi masih dapat menampilkan permainan terbaiknya ketika Luciano Spalletti datang menggantikan Garcia awal tahun 2016. Spalletti adalah sosok sentral yang meningkatkan kualitas De Rossi dan menjaganya dalam performa terbaik.
De Rossi mengakhiri musim 2015/16 dengan 31 penampilan dan mencetak 3 gol. Di musim selanjutnya, ia tampil 9 kali lebih banyak dari musim sebelumnya dan membukukan 5 gol. Pada tanggal 31 Mei 2017, De Rossi menandatangani kontrak baru 2 tahun dengan Roma. Selepas pensiunnya Francesco Totti, De Rossi menjadi kapten utama AS Roma.
Musim 2018/19 berakhir pahit bagi De Rossi. Ketika kontraknya tak diperpanjang oleh Manajemen,ia pun harus mengubur mimpi untuk pensiun di klub ibu kota yang membesarkan namanya.
Padahal, sang pemain yang kini berusia 36 tahun masih ingin bermain sepak bola dengan seragam berlogo AS Roma hingga gantung sepatu. Tapi, Keinginan itu lantas berbuah kecewa.
Selama 18 musim mengabdikan diri untuk AS Roma, De Rossi tampil dalam 616 pertandingan dan mencetak 63 gol. Sebuah capaian yang cukup manis untuk seorang gelandang. Setelah itu, De Rossi bergabung dengan klub liga Argentina, Boca Juniors.
Di pentas Internasional, sebelum memperkuat Italia di piala dunia 2006, De Rossi merupakan tulang punggung timnas Italia u-21 yang meraih juara di turnamen piala eropa u-21 pada tahun 2004. Di tahun yang sama De Rossi juga membawa Italia meraih medali perunggu olimpiade Athena.
Di level senior, De Rossi membuat debutnya di usia 21 tahun tepatnya pada 4 september 2004. Laga pertamanya itu berakhir manis, karena ia juga menciptakan gol saat Gli Azzuri menaklukan Norwegia dengan skor 2-1 pada kualifikasi piala dunia.
Sejak penampilan pertamanya, De Rossi kerap menjadi pemain andalan di berbagai pertandingan selama lebih dari satu dekade. Turnamen seperti Piala eropa 2008, 2012, 2016 dan piala dunia 2006,2010,2014 serta piala konfederasi pernah De Rossi ikuti. Selama 13 tahun, De Rossi catatkan 21 gol dari 117 penampilan bersama Italia.
Dalam kehidupan pribadinya, De Rossi menikahi Tamara Pisnoli pada 18 Mei 2006. Hubungan mereka dikarunia seorang anak bernama Gaia. Sayang, Pasangan itu berpisah pada awal 2009. Setelah perceraiannya, De Rossi menjalani dua tahun tanpa hubungan apa pun.
Pada 2011, ia akhirnya jatuh cinta dengan Sarah Fellberhaum, seorang aktris dan model Italia kelahiran Inggris. Kedua pasangan akhirnya mengikat janji suci pada tahun 2015 dan dikaruniai dua orang anak, Olivia dan Noah.
Selain sepak bola, De Rossi juga mempunyai hobi mendengarkan musik dan membaca buku. Pria yang memiliki tatto di tubuhnya ini juga pernah menjadi sampul pada video game FIFA EA Sports di tahun 2009.
Pada Maret 2016, Gelandang bertinggi 184 cm ini menempatkan medali pemenang Piala Dunia di peti mati Pietro Lombardi, yang telah menjadi penjaga pintu tim nasional Italia di Piala Dunia 2006.
Kini, pada usianya menjelang 40 tahun, karir De Rossi di dunia sepak bola sepertinya tinggal menyisakan beberapa tahun lagi. Namanya akan selalu tercatat dalam buku sejarah sebagai salah satu gelandang terbaik pada masanya.